Tips Menghafal Aksara Jawa

By Admin 27 Jan 2022, 12:24:21 WIB Sekolah
Tips Menghafal Aksara Jawa

Tanah Jawa menjadi daerah yang kaya akan kebudayaan, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur yang banyak ditinggali Etnik Jawa. Berbagai budaya yang terkenal lahir dan berasal dari sini bahkan sudah diakui dunia melalui UNESCO seperti Batik dan Seni Membatik, Keris, dan Seni Wayang ataupun kebudayaan lain seperti Tari Gambyong, Reog, Gamelan, termasuk kuliner seperti Gudeg. Dari sekian banyak kebudayaan, Bahasa dan Aksara Jawa menjadi salah satu budaya yang menarik perhatian.

Bahasa dan Aksara Jawa menjadi media komunikasi Suku Jawa sedari zaman kuno dan bahkan masih terus dipakai dan dilestarikan hingga sekarang, salah satu bentuk pelestariannya adalah melalui kurikulum dengan memasukkan Bahasa Jawa dalam “muatan lokal” pada jenjang SD sampai SMA di Jawa Tengah (Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 Tahun 2013).

Aksara Jawa menurut banyak pelajar menjadi salah satu materi yang paling sulit dipelajari dalam mapel Bahasa Jawa karena bentuknya yang unik dan beberapa terbilang mirip sehingga sulit dibedakan dan sering tertukar, tapi yang jelas Aksara Jawa ini sulit dipelajari karena sudah tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak terbiasa.

Karena sulitnya menghafal Aksara Jawa ini, maka diperlukan metode atau tips & trick agar lebih mudah untuk menghafalnya. Berikut adalah metode yang bisa digunakan dalam menghafal Aksara Jawa:

  1. Menghafal bentuknya satu per satu secara urut dari Ha sampai Nga, kemudian mencoba menulis kembali satu per satu secara urut hingga benar-benar hafal
  2. Mulai menghafal dimulai dari aksara yang paling mudah hingga yang paling sulit, aksara yang paling mudah untuk dihafal adalah Ra, Pa, dan Ga karena bentuknya yang simpel, kemudian aksara Ya, Ja, Wa, Ha, serta La, dilanjut dengan menghafal aksara Na, Ka, Da, Ta, dan Sa, kemudian aksara-aksara yang sulit seperti Ca, Dha, Ma dan yang sangat sulit seperti Nya, Ba, Tha, dan Nga
  3. Mulai menghafal dari aksara yang bentuknya mirip-mirip. Seperti:
  • aksara Ha dan La yang terlihat seperti berkebalikan, “punuk” Ha 1 di depan dan 2 di belakang sedangkan “punuk” La 2 di depan dan 1 di belakang
  • kemudian aksara Pa dan Ya yang hanya berbeda 1 punuk (Pa 2 punuk sedangkan Ya 3 punuk)
  • aksara Ra dan Ga juga hanya berbeda 1 punuk yang mana Ra berjumlah 1 seperti huruf n sedangkan Ga berjumlah 2 seperti huruf m
  • sama seperti Ha dan La, aksara Da dan Sa juga hanya berkebalikan posisi “bulatannya”, Da posisi bulatan di punuk belakang sementara Sa posisi bulatan di punuk depan
  • ada lagi aksara Ca, Wa, dan Dha yang mirip. Aksara Ca dan Dha seperti “modifkasi” dari aksara dasar Wa yang bentuk dan penghubungannya sederhana, kemudian di aksara Ca ada bulatan di punuk pertama yang dihubungkan dengan ujung bawah depan punuk kedua, sedangkan di aksara Dha antara garis penghubung dua punuk seperti terdapat “gundukan”
  • ada pula aksara Nya, Ba, Tha, dan Nga yang mirip walau bentuknya cukup rumit. Dari keempatnya, aksara Nya, Ba, dan Nga hanya berbeda 1 kaki masing-masing di belakang (Nya 3 kaki, Ba 2 kaki, dan Nga 1 kaki) sementara aksara Tha mirip dengan Nga, hanya bedanya terdapat garis melingkar seperti huruf e di punuk pertama
  1. Metode selanjutnya bukan dengan menghafal, tetapi dengan membiasakan memakai Aksara Jawa di keyboard  HP atau PC. Walaupun sulit membiasakan diri, tapi kalau sudah terbiasa mengetik Aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari kita akan mudah hafal dengan sendirinya
  2. Metode sebelumnya mungkin sudah cukup “di luar nalar” dan Out Of The Box, tapi metode ke-5 ini lebih Anti Mainstream dan challenging, yaitu dapat dilakukan dengan mengubah Bahasa Sistem di perangkat baik HP maupun PC dengan Bahasa Jawa sehingga tampilan tulisan juga akan berubah menjadi Aksara Jawa nantinya, dengan metode ini kita tidak hanya membiasakan diri  dan bisa lancar Aksara Jawa tetapi juga Bahasa Jawa itu sendiri

Semua metode di atas pastinya juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, seperti metode pertama dengan cara menghafal seperti itu akan membuat penghafal cepat lupa karena banyak yang harus dihafalkan dalam satu waktu sekaligus bahkan bisa jadi ketika sudah hafal sampai aksara terakhir justru aksara yang di awal terlupa lagi, namun metode ini menjadi metode yang paling simpel untuk dicoba karena pada prinsipnya menghafal keseluruhan dalam satu waktu ini sama seperti cara menghafal hal lain pada umumnya.

Metode kedua dan ketiga juga tidak jauh beda karena pada dasarnya sama-sama meng-highlight pada bentuknya, metode seperti ini memiliki resiko mudah lupa bentuk aksara yang sudah dihafalkan ketika beranjak menghafal aksara lain yang bentuknya lebih sulit dan kompleks apabila belum benar-benar menghafal aksara sebelumnya. Namun metode ini lebih nyaman untuk diterapkan dengan adanya skala kesulitan menghafal sehingga beban menghafal tidak terlalu berat karena penghafal bisa fokus untuk menghafal yang mirip dan mudah terlebih dahulu baru nanti hafalan meningkat ke tingkat yang lebih sulit secara bertahap.

Sedangkan metode keempat dan kelima, karena basic-nya adalah membiasakan diri sehingga perlu niat dan komitmen yang luar biasa dari penghafal agar yang telah disebutkan tadi bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, karena di masa kini yang lebih diutamakan adalah komunikasi bahasa asing ketimbang lokal/daerah.

Namun kembali lagi, metode-metode di atas hanya sekedar tips yang bisa dicoba bagi yang ingin menghafal Aksara Jawa. Tidak perlu memaksa dan terlalu berpegang pada tips yang ada karena pastinya kita memiliki variasi cara masing-masing dalam menyelesaikan masalah dan hanya kita yang benar-benar paham akan itu, lebih baik jika metode-metode di atas disesuaikan dengan kemampuan menghafal kita masing-masing dan mana yang dirasa nyaman bagi kita.

Penulis : Titik Setiyaningsih, S.Pd




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment